Berikutini kisah cinta rama dan dewi Sinta per segmen Segmen 1 Cerita dimulai dari Rama dan Sinta yang sedang asyik bermain di hutan, tiba-tiba datang seekor kijang emas (jelmaan dari pembantu raja Rahwana yang ditugaskan untuk memancing Rama untuk memburunya).
Di dalam peperangan, pasukan Rama sebenarnya nyaris kalah, jika saja dewa tak mendengar doa tulus Shinta dan menurunkan busur sakti untuk mengalahkan Rahwana. Rama tak tahu hal ini, ia menganggap kemenangan ini karena strategi dan keberpihakan dewa kepadanya untuk membunuh Rahwana yang lalim. Namun dewa tak tega pada ketulusan Rahwana terhadap Shinta, jasad Rahwana yang tergolek tak bernyawa diangkat dewa ke nirwana, disucikan dan ia bereinkarnasi menjadi resi, untuk menebus dosa-dosanya di masa lampau, ia bertapa menjauhkan diri dari keinginan memiliki Shinta, namun cintanya tetap tulus hanya untuk Shinta tak sedikit pun Rahwana ingin menikah dengan wanita lain setelah ia menjadi resi. Shinta yang telah mendengar kabar bahwa Rama memenangkan peperangan dan mengharap kedatangan Rama untuk menjemputnya di taman Asoka ternyata tak jua menjadi nyata. Betapa suaminya sangatlah angkuh, Shinta dijemput oleh Laksmana karena Rama tak sudi menginjakkan kaki di istana Alengka. Shinta patah hati, setelah bertahun-tahun merindukan suaminya, ternyata Rama tak merindukannya, karena kalau Rama merindukannya ia pasti bergegas datang menjemput Shinta langsung di taman Asoka. Kalaupun Rama merindukannya, rindunya kalah oleh egonya. Namun Shinta paham, suaminya sejatinya adalah seorang raja meski tanpa kerajaan, ada batas-batas prinsip yang dipegangnya untuk menunjukkan wibawa. Maka dengan hati lapang Shinta memaafkan Rama dan tersenyum saat memeluknya di istana kerajaan Kosala. Di istana, Bharata sang adik tiri merasa bahwa Rama lebih berhak atas tahta dibandingkan dirinya, maka ia meyakinkan ibunya untuk tak mendendam lagi terhadap Rama, dan merelakan kedudukannya sebagai raja. Sekali lagi Rama menjadi pahlawan bukan karena dirinya, tetapi karena kebaikan orang-orang disekelilingnya. Ia diangkat menjadi raja Kosala, dan memerintah di istana bersama Shinta. Namun, ibu tiri Rama tak menyerah begitu saja, meski ia tahu anaknya tak lagi mau menduduki singgasana raja, ia tetap tak rela Rama menjadi raja. Maka disebarkannya berita tentang Shinta yang tak lagi suci, dihasutnya rakyat untuk meminta pembuktian ratu mereka, diguncangnya pemerintahan Rama yang baru saja dikukuhkan. Lagi-lagi Rama kalah terhadap egonya, ia mempertanyakan kesucian Shinta, meski Shinta berulang kali menjelaskan bahwa Rahwana tak pernah sekalipun menyentuhnya, Rama tak percaya. Lalu Shinta yang tak tahu harus bagaimana membuktikan pada Rama hanya bisa berdoa agar dewa memberikan petunjuk padanya. Di hari yang telah ditentukan, Shinta meminta Rama untuk menyiapkan api unggun di pelataran istana, ia berkata bahwa meski seluruh dunia tak percaya padanya seharusnya Rama sebagai suaminya yang paling mengenal dirinya adalah orang yang akan tetap percaya padanya, karena itu yang akan Shinta lakukan jika seluruh dunia berpaling dari Rama maka dirinya adalah orang terakhir yang akan selalu berada disampingnya. Namun Rama yang telah goyah kepercayaannya malah memalingkan muka saat istrinya masuk ke dalam api yang berkorbar, setengah hatinya percaya bahwa istrinya tak bersalah tapi setengah lagi berharap agar istrinya membuktikannya pada dunia agar tak ada lagi suara-suara sumbang yang menggoyah pemerintahannya. Disaatat Rama bersiap untuk berduka, karena sebagai manusia biasa tak mungkin istrinya selamat dari api, ternyata dewa Agni mendengar doa Shinta dan melindunginya dari panasnya api, bahkan sehelai rambut dan ujung gaunnya pun tak tersentuh api. Shinta melangkah keluar dari kobaran api dengan anggun, rakyat terpana dan percaya bahwa dewa memang melindungi Shinta, yang berarti bahwa Shinta tak bersalah. Rama bahagia. Pertama, karena ia mendapatkan istrinya kembali dan yang kedua kini tak ada lagi yang akan mempertanyakan keadilannya sebagai seorang raja, karena bahkan ia rela meminta istrinya masuk ke dalam api untuk membuktikan kesuciannya. Keegoisan Rama dibalas cinta sempurna Shinta. Beberapa bulan kemudian Shinta menunjukkan tanda-tanda bahwa ia hamil. Seluruh rakyat Kosala bersuka cita menanti pewaris tahta dari raja yang mereka cintai. Namun bagi Kaikeyi, ibu tiri Rama, berita ini adalah bencana. Jika Rama memiliki pewaris maka hilang sudah kesempatan bagi Bharata, putranya, untuk menjadi raja menggantikan Rama. Hal ini tak boleh dibiarkan. Maka dibuatlah rencana untuk membuang Shinta, ibu tiri Rama meminta Rama dan Bharata untuk berburu burung yang sangat indah bulunya karena ia mendengar bahwa tak ada seorang pun yang memiliki burung itu, ia ingin sekali memilikinya. Dengan khidmat, kedua putra nya tersebut tanpa curiga memenuhi keinginan ibu mereka, Laksmana yang tak bisa terpisahkan dari Rama curiga bahwa ini jebakan ibu tiri mereka untuk membunuh Rama, ia membuntuti kedua ksatria tersebut. Laksmana salah. Karena yang diincar Kaikeyi bukanlah Rama melainkan Shinta. Shinta dibuang ke suatu tempat yang sangat jauh, ditutup matanya agar tak bisa kembali ke Kosala. Pada Rama yang baru saja kembali dari perburuan, dikatakan bahwa Shinta yang tengah mencari buah di hutan dekat istana hilang tanpa kabar. Para pengawal dan Rama langsung menyusuri hutan dan mencari tanda-tanda keberadaan Shinta. Tentu saja mereka tak menemukan sedikit pun tanda yang bisa menjadi petunjuk dimana Shinta berada. Pencarian dilakukan berminggu-minggu, hingga akhirnya Rama putus asa dan menyerah. Ia akhirnya mengumumkan bahwa istrinya hilang dan mungkin saja telah mati dimakan hewan buas atau raksasa. Rama berduka, rakyat Kosala berduka, Kaikeyi tersenyum menang. Akhirnya, impiannya untuk menempatkan Bharata sebagai raja menunjukkan titik terang. Shinta, yang dibuang ke hutan sendiri dan kelaparan tak kuasa menahan tangisnya, ia meratapi nasibnya dan bertanya pada dewa mengapa terus-menerus ia menderita. Ratapan Shinta terdengar oleh resi yang sedang bertapa di dalam gua yang terletak tak jauh dari tempat Shinta berada. Biasanya suara apapun tak pernah mengganggu tapa sang resi, meski petir dan badai sekalipun tak pernah menggoyahkan keteguhan semedinya. Namun ratapan tangis perempuan ini sanggup menyayat hatinya, membuatnya tak mampu berkonsentrasi memanjatkan puja pada sang dewata. Ia memutuskan keluar dari guanya dan mendapati Shinta yang terduduk dengan baju terkoyak tak berdaya, saat itu dia terkejut, jelas baginya mengapa tapanya terganggu, wanita yang paling dicintainya sedang menangis tersedu. Ia adalah Rahwana yang telah bereinkarnasi menjadi resi. Shinta yang tak lagi mengenali Rahwana yang telah menjadi Resi merasa sangat tertolong. Sang resi memberinya tempat berteduh di dalam gua dan mencarikan makanan untuk dirinya. Shinta mulai menerima kenyataan bahwa takdir mungkin harus memisahkannya dari Rama, ia tak lagi meratap dan bersedih, rasa cintanya kepada Rama terlalu besar. Hingga saat ia melahirkan kedua anak kembarnya, Kusa dan Lawa, selalu diajarkan kepada anak-anaknya tentang kehebatan ayah mereka. Rahwana yang telah menjadi resi merasa dewa mengabulkan doanya. Meski tak menikahi dan memiliki Shinta, ia mampu melindungi Shinta dan bahkan membesarkan anak-anak Shinta layaknya anaknya sendiri. Kini hidupnya telah lengkap, berada disisi wanita yang sangat dicintainya tanpa dibenci oleh Shinta bahkan sekarang Shinta menatapnya dengan pandangan hormat, ia tak pernah meminta lebih dari ini. Bahagia itu sederhana, melihat Shinta-nya tersenyum setiap hari, sehat dan tak membencinya, sudah cukup baginya. Sepuluh tahun berlalu, Rama yang sedang melakukan kunjungan ke kerajaan sekutu, melewati hutan tempat tinggal Shinta. Ia mendengar lagu yang dinyanyikan oleh Kusa dan lawa yang sedang bermain. Lagu yang menceritakan kehebatan dirinya. Didatanginya kedua anak leleki tersebut, dan ia meminta mereka bercerita siapa diri mereka. Dari cerita Kusa dan Lawa, ia sadar bahwa Shinta belum mati dan kedua anak tersebut adalah anaknya. Maka diboyonglah Shinta dan kedua anaknya ke Ayodhia, meninggalkan Resi yang kali ini telah rela ditinggalkan oleh Shinta dan melanjutkan tapanya tanpa tertinggal keinginan duniawi lagi dan akhirnya diterima dewa dan diangkat ke nirwana. Ditengah kebahagiaan Rama yang berkumpul kembali dengan istri dan anaknya, Kaikeyi menyebarkan sangsi tentang anak-anak Shinta dan dengan cepat rakyat Kosala lagi-lagi terpedaya. Shinta yang kali ini mendengar kabar tersebut, sebelum sempat terucap kalimat ketidakpercayaan Rama karena ia melihat mata Rama yang mulai menatapnya tak percaya ia berdoa kepada dewa Bumi agar menerimanya jika memang kedua anak tersebut merupakan anak kandung Rama dan dirinya tetap suci. Rama yang tidak sempat mencegah doa Shinta hanya mampu menatap bumi yang terbelah dan menelan Shinta yang meneteskan air mata. Rama terguncang, ia tak bisa menerima kenyataan bahwa istri yang sangat ia cintai telah meninggalkannya karena dirinya tak mampu meyakinkan rakyatnya bahwa istrinya tak bersalah, bahwa Shinta adalah wanita yang menjaga kesuciannya, dimanapun ia berada. Maka Rama meninggalkan tahtanya dan menjadi petapa, untuk menebus seluruh dosa-dosanya terhadap Shinta. Sekian...!! Ramadigambarkan sebagai sosok pahlawan, sedangkan Rahwana adalah tokoh jahat. Rahwana menculik Shinta untuk balas dendam. Namun dalam sebuah kisah yang beredar viral baru-baru ini, digambarkanDanSinta pun juga jatuh cinta pada pandangan pertama pada Rama. Kisah cinta itu pun dimulai. Rama memenangkan sayembara itu. Ia akhirnya memboyong Sinta ke Ayodya, ibukota Kosala. Betapa bahagia Raja Kosala mendapatkan menantu putri yang jelita. Sebagai hadiah, diangkatlah Rama sebagai Raja. Ujian pertama dimulai.Kisah legenda Ramayana sangatlah terkenal di dunia bahkan sampai ke Indonesia. Berikut kisahnya; Rama adalah pahlawan negeri India daratan, yang kemudian berhasil menghimpun kekuatan rakyat yang dilukiskan sebagai pasukan kera pimpinan Prabu Sugriwa. Sedang tanah yang direbut penguasa Alengka dilukiskan sebagai DewiSinta dalam bahasa Sanskerta berarti tanah. Dalam penjajahan oleh negeri lain, umumnya segala peraturan negara dan budaya suatu bangsa akan mudah berganti dan berubah tatanan, yang digambarkan berupa kesucian Sinta yang diragukan diragukan. Maka setelah Sinta dibebaskan, ia lantas pati obong, yang artinya keadaan negeri India mulai dibenahi, dengan merubah peraturan dan melenyapkan kebudayaan si bekas penjajah yang sempat berkembang di India. sebenarnya diambil dari ceritera yang benar-benar terjadi di daratan India. Saat itu daratan India dikalahkan oleh India Lautan yang juga disebut tanah Srilangka atau Langka, yang dalam pewayangan disebut Alengka. Tokoh Rama adalah pahlawan negeri India daratan, yang kemudian berhasil menghimpun kekuatan rakyat yang dilukiskan sebagai pasukan kera pimpinan Prabu Sugriwa. Sedang tanah yang direbut penguasa Alengka dilukiskan sebagai DewiSinta dalam bahasa Sanskerta berarti tanah. Dalam penjajahan oleh negeri lain, umumnya segala peraturan negara dan budaya suatu bangsa akan mudah berganti dan berubah tatanan, yang digambarkan berupa kesucian Sinta yang diragukan diragukan. Maka setelah Sinta dibebaskan, ia lantas pati obong, yang artinya keadaan negeri India mulai dibenahi, dengan merubah peraturan dan melenyapkan kebudayaan si bekas penjajah yang sempat berkembang di India. Dalam khazanah kesastraan Ramayana Jawa Kuno, dalam versi kakawin bersumber dari karya sastra India abad VI dan VII yang berjudul Ravanavadha/kematianRahwana yang disusun oleh pujangga Bhatti dan karya sastranya ini sering disebut Bhattikavya dan versi prosa mungkin bersumber dari Epos Walmiki kitab terakhir yaituUttarakanda dari India, secara singkat kisah Ramayana diawali dengan adanya seseorang bernama Rama, yaitu putra mahkota Prabu Dasarata di Kosala dengan ibukotanya Ayodya. Tiga saudara tirinya bernama Barata, Laksmana dan Satrukna. Rama lahir dari isteri pertama Dasarata bernama Kausala, Barata dari isteri keduanya bernama Kaikeyi serta Laksmana dan Satrukna dari isterinya ketiga bernama Sumitra. Mereka hidup rukun. Sejak remaja, Rama dan Laksmana berguru kepada Wismamitra sehingga menjadi pemuda tangguh. Rama kemudian mengikuti sayembara di Matila ibukota negara Wideha. Berkat keberhasilannya menarik busur pusaka milik Prabu Janaka, ia dihadiahi putri sulungnya bernama Sinta, sedangkan Laksmana dinikahkan dengan Urmila, adik Sinta. Setelah Dasarata tua, Rama yang direncanakan untuk menggantikannya menjadi raja, gagal setelah Kaikeyi mengingatkan janji Dasarata bahwa yang berhak atas tahta adalah Barata dan Rama harus dibuang selama 15 lima belas tahun. Atas dasar janji itulah dengan lapang dada Rama pergi mengembara ke hutan Dandaka, meskipun dihalangi ibunya maupun Barata sendiri. Kepergiannya itu diikuti oleh Sinta dan Laksmana. Namun kepergian Rama membuat Dasarata sedih dan akhirnya meninggal. Untuk mengisi kekosongan singgasana, para petinggi kerajaan sepakat mengangkat Barata sebagai raja. Tapi ia menolak, karena menganggap bahwa tahta itu milik Rama, sang kakak. Untuk itu Barata disertai parajurit dan punggawanya, menjemput Rama di hutan. Saat ketemu kakaknya, Barata sambil menangis menuturkan perihal kematian Dasarata dan menyesalkan kehendak ibunya, untuk itu ia dan para punggawanya meminta agar Rama kembali ke Ayodya dan naik tahta. Tetapi Rama menolak serta tetap melaksanakan titah ayahandanya dan tidak menyalahkan sang ibu tiri, Kaikeyi, sekaligus membujuk Barata agar bersedia naik tahta. Setelah menerima sepatu dari Rama, Barata kembali ke kerajaan dan berjanji akan menjalankan pemerintahan sebagai wakil kakaknya Banyak cobaan yang dihadapi Rama dan Laksmana, dalam pengembaraannya di hutan. Mereka harus menghadapi para raksasa yang meresahkan masyarakat disekitar hutan Kandaka itu. Musuh yang menjengkelkan adalah Surpanaka, raksesi yang menginginkan Rama dan Laksmana menjadi suaminya. Akibatnya, hidung dan telinga Surpanaka dibabat hingga putus oleh Laksmana. Dengan menahan sakit dan malu, Surpanaka mengadu kepada kakaknya, yaitu Rahwana yang menjadi raja raksasa di Alengka, sambil membujuk agar Rahwana merebut Sinta dari tangan Rama. Dengan bantuan Marica yang mengubah diri menjadi kijang keemasan, Sinta berhasil diculik Rahwana dan dibawa ke Alengka. Burung Jatayu yang berusaha menghalangi, tewas oleh senjata Rahwana. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, Jatayu masih sempat mengabarkan nasib Sinta kepada Rama dan Laksmana yang sedang mencari Sinta, Rama dan Laksamana berjumpa pembesar kera yang bernama Sugriwa dan Hanuman. Mereka mengikat persahabatan dalam suka dan duka. Dengan bantuan Rama, Sugriwa dapat bertahta kembali di Kiskenda setelah berhasil mengalahkan Subali yang lalim. Setelah itu, Hanuman diperintahkan untuk membantu Rama mencari Sinta. Dengan pasukan kera yang dipimpin Anggada, anak Subali, mereka pergi mencari Sinta. Setelah berhasil membebaskan Sinta, pergilah Rama dan Sinta serta Laksmana dan seluruh pasukan termasuk pasukan kera ke Ayodya. Setibanya di ibukota negera Kosala itu, mereka disambut dengan meriah oleh Barata, Satrukna, para ibu Suri, para punggawa dan para prajurit, serta seluruh rakyat Kosala. Dengan disaksikan oleh mereka, Rama kemudian dinobatkan menjadi petunjuk Sempati, kakak Jatayu, mereka menuju ke pantai selatan. Untuk mencapai Alengka, Hanuman meloncat dari puncak gunung Mahendra. Setibanya di ibukota Alengka, Hanuman berhasil menemui Sinta dan mengabarkan bahwa Rama akan segera membebaskannya. Sekembalinya dari Alengka, Hanuman melapor kepada Rama. Strategi penyerbuan pun segera disusun. Atas saran Wibisana, adik Rahwana yang membelot ke pasukan Rama, dibuatlah jembatan menuju Alengka. Setelah jembatan jadi, berhamburanlah pasukan kera menyerbu Alengka. Akhirnya, Rahwana dan pasukannya hancur. Wibisana kemudian dinobatkan menjadi raja Alengka, menggantikan kakaknya yang mati dalam peperangan. Yang menarik dan sampai saat ini sangat populer di Jawa, adalah adanya ajaran tentang bagaimana seharusnya seseorang memerintah sebuah kerajaan atau negara dari Rama kepada Wibisana, yang dikenal dengan sebutan ASTHABRATA. Pada akhir ceritera, ada perbedaan mencolok antara dua versi Ramayana Jawa Kuno. Untuk versi kakawin dikisahkan, bahwa Sinta amat menderita karena tidak segera diterima oleh Rama karena dianggap ternoda. Setelah berhasil membersihkan diri dari kobaran api, Sinta diterimanya. Dijelaskan oleh Rama, bahwa penyucian itu harus dilakukan untuk menghilangkan prasangka buruk atas diri isterinya. Mereka bahagia. Sedangkan di dalam versi prosa, menceritakan bagaimana Rama terpengaruh oleh rakyatnya yang menyangsikan kesucian Sinta. Disini Sinta yang sedang mengandung di usir oleh Rama dari istana. Kelak Sinta melahirkan 2 dua anak kembar yaitu Kusha dan Lawa. Kemudian kisah ini diahiri dengan ditelannya Sinta oleh Bumi. Kisah Ramayana mempunyai banyak versi dengan berbagai penyimpangan isi cerita, termasuk di India sendiri. Penyebarannya hampir di seperempat penduduk dunia atau minimal di Asia Tenggara. Sedangkan di Indonesia, diketahui sekitar 7 – 8 abad yang lalu, walau sesungguhnya di Indonesia dapat ditemukan jauh lebih dini yaitu sebelum abad 2 Sebelum Masehi. Ramayana dari asal kata Rama yang berarti menyenangkan; menarik; anggun; cantik; bahagia, dan Yana berarti pengembaraan. Cerita inti Ramayana diperkirakan ditulis oleh Walmiki dari India disekitar tahun 400 SM yang kisahnya dimulai antara 500 SM sampai tahun 200, dan dikembangkan oleh berbagai penulis. Kisah Ramayana ini menjadi kitab suci bagi agama Wishnu, yang tokoh-tokohnya menjadi teladan dalam hidup, kebenaran, keadilan, kepahlawanan, persahabatan dan percintaan, yaitu Rama, Sita, Leksmana, Sugriwa, Hanuman, Wibisana. Namun disini, kami informasikan tentang Ramayana versi Jawa. Di zaman Mataram Kuno saat Prabu Dyah Balitung Dinasti Sanjaya bertahta, telah ada kitab sastra Ramayana berbahasa Jawa Kuno Jawa Kawi, tidak menginduk pada Ramayana Walmiki, lebih singkat, memuat banyak ajaran dan katanya berbahasa indah. Di awal abad X sang raja membuat candi untuk pemujaan dewa Shiwa, yaitu CandiPrambanan candi belum selesai sampai wafatnya raja yang, maka dilanjutkan oleh penggantinya yaitu Prabu Daksa yang sekaligus menjadi tempat ia dikubur, dengan relief Ramayana namun berbeda dengan isi cerita Ramayana dimaksud. Ramayana Jawa Kuno memiliki 2 dua versi, yaitu Kakawin dan Prosa, yang bersumber dari naskah India yang berbeda, yang perbedaan itu terlihat dari akhir cerita. Selain kedua versi itu, terdapat yang lain yaitu Hikayat Sri Rama, Rama Keling dan lakon-lakon. Cerita Ramayana semakin diterima di Jawa, setelah melalui pertunjukan wayang wayang orang, wayang kulit purwa termasuk sendratari. Tapi ia kalah menarik dengan wayang yang mengambil cerita Mahabharata, karena tampilan ceritanya sama sekali tidak mewakili perasaan kaum awam hanya pantas untuk kaum Brahmana dan Satria walau jika dikaji lebih mendalam, cerita Ramayana sebenarnya merupakan simbol perjuangan rakyat merebut kemerdekaan negerinya. Bahwa cerita Ramayana tidak bisa merebut hati kaum awam Jawa seperti Mahabharata, antara lain disebabkan Ceritanya dipenuhi oleh lambang-lambang dan nasehat-nasehat kehidupan para bangsawan dan penguasa negeri, yang perilaku dan tindakannya tidak membaur di hati kaum awam;Ramayana adalah raja dengan rakyat bangsa kera yang musuhnya bangsa raksasa dengan rakyat para buta breduwak dan siluman; Kaum awam memiliki jalan pikiran yang relatif sangat sederhana, dan berharap pada setiap cerita berakhir pada kebahagiaan. Demikian kisah legenda Ramayana, jika ada kekurangan silahkan anda berkomentar di kasih.
Ramayana adalah kisah tentang Rama dan Shinta dengan Rahwana sebagai tokoh antagonis. Namun, akhir-akhir ini saya berpikir bagaimana jika kisah ini membuat Rahwana sebagai tokoh protagonis dan Rama sebagi tokoh antagonis. Jadi, begini ceritanya… Rahwana adalah sesosok raksasa nan buruk rupa dengan buruk laku pula. Suatu hari ia mendengar kabar tentang sosok Shinta yang jelita, penasaran Rahwana pun mendatangi negeri Wideha untuk melihat sosok Shinta yang termasyhur budi dan elok parasnya. Sampai disana ternyata sang raja mengumumkan sayembara mengangkat busur dewa untuk menikahi putrinya, Shinta. Rahwana pun mengikuti sayembara tersebut, namun Shinta yang telah jatuh hati pada seorang pria tak ingin Rahwana memenangkan sayembara tersebut, maka ia berdoa yang didengar oleh ibu asuhnya agar tak ada siapapun yang bisa mengangkat busur ayahnya kecuali pria yang ia cintai. Maka ditukarlah busur tersebut dengan busur lain yang sangat berat oleh pelayan atas suruhan ibu asuh Shinta, demi mendengar doa putri yang sangat ia sayangi. Rahwana yang telah jatuh hati pada kecantikan Shinta berusaha sekuat tenaga untuk mengangkat busur tersebut namun sia-sia. Diluar dari sayembara ia berusaha untuk mendekati Shinta namun selalu ditolak, karena Shinta tak suka pada perawakan Rahwana yang menyeramkan. Hingga beberapa hari kemudian ada seorang pria yang mampu mengangkat busur dewa tersebut, dialah Rama, pria yang dicintai Shinta. Rahwana yang tak terima pada kenyataan bahwa ada manusia biasa yang sanggup mengangkat busur tersebut pun menyelidiki tentang kelebihan Rama. Dalam penyelidikannya terungkaplah bahwa busur itu telah diganti, sehingga tak ada seorangpun yang mampu mengangkatnya, dan kemudian ditukar kembali saat Rama hendak mengangkatnya. Rahwana patah hati, mengetahui bahwa Shinta berlaku tak adil dan Rama yang ternyata tak lebih hebat dari dirinya. Kembali ke Alengka, Rahwana mulai berubah ia bertapa agar memiliki welas asih dan wajah yang rupawan, semua demi dapat dipandang oleh Shinta. Berkali ia datang ke Ayodhia dalam wujud manusia, hanya untuk mengetahui keadaan Shinta di kerajaan suaminya, untuk memastikan ia bahagia. Hingga hari itu tiba, pengusiran Rama oleh ibu tirinya, Shinta yang setia menemani Rama hidup sederhana di dalam hutan pengasingan. Rahwana mendengar kabar itu seperti disayat hatinya. Ia tak bisa menerima kenyataan bahwa pujaan hatinya harus hidup menderita terusir dari istana. Ia marah terhadap Rama yang menurutnya gagal membahagiakan Shinta. Jika ia menjadi Rama maka ia akan melakukan segala cara agar wanita yang dicintainya tak perlu hidup susah, meski itu harus berperang dengan saudara sendiri demi memperebutkan tahta. Karena baginya kebahagiaan Shinta adalah tujuan hidupnya yang utama. Maka Rahwana pun berniat pergi menuju hutan tempat pengasingan Rama dan Shinta, ia ingin membujuk Shinta untuk tinggal bersamanya di Alengka di dalam taman Asoka, taman yang dibuatnya secantik dan seindah mungkin hanya untuk Shinta di saat ia mempersiapkan segalanya untuk meminang Shinta ia memerintahkan tukang kebun dan para arsitek terbaik untuk membuat taman Asoka agar Shinta dapat merasa bahagia tinggal di Alengka. Tetapi Rahwana sadar jika Shinta terlalu mencintai Rama, meski ia menawarkan perhiasan dan istana termegah sekalipun Shinta tak akan meninggalkan Rama. Adiknya, Surpanaka, yang terpikat pada Rama, lantas mencoba mengambil keuntungan. Surpanaka tahu bahwa kakaknya sangat mencintai Shinta dan berjiwa ksatria, Rahwana tak kan pernah mengambil Shinta dari Rama dengan paksa. Maka Surpanaka mencoba memisahkan Rama dengan Shinta, ia berubah menjadi kijang dan mendekati Shinta selama berhari-hari hingga Shinta jatuh sayang terhadapnya. Maka benar saja, ketika Surpanaka dalam bentuk kijang lari, Shinta meminta Rama untuk mengejar kijang tersebut. Laksmana yang ditugaskan untuk menjaga Shinta pun disuruh Shinta mengejar Rama. Melihat Shinta yang sendirian Rahwana, yang tak tahu bahwa ini siasat adiknya, merasa dewa telah mengabulkan tapa dan doanya. Ia lalu berubah menjadi seorang brahmana tua, karena tahu bahwa Shinta pasti akan menolak jika ia datang dalam wujud raksasanya. Ia meminta Shinta untuk ikut bersamanya, karena sendirian di hutan tak aman bagi wanita sepertinya. Namun Shinta menolak, Rahwana yang sadar bahwa hutan tempat pengasingan ini merupakan wilayah raksasa tak sanggup membayangkan Shinta dimakan oleh para raksasa tersebut tanpa perlindungan Rama maupun Laksamana, memutuskan untuk tetap membawa Shinta ke Alengka meski ia menolak karena menurutnya di Alengka Shinta akan aman dalam lindungannya dalam hati Rahwana berdoa agar dewa memaafkannya. Di tempat lain, Surpanaka dalam wujud manusia cantik menggoda Rama yang sedang mencari kijang, namun ia ditolak karena Rama ingin setia pada Shinta. Tak berapa lama datang Laksmana, kali ini Surpanaka menggoda Laksmana namun sekali lagi ia ditolak. Laksmana beralasan ingin mengabdi pada kakaknya dan tak ingin mencari istri. Kesal dengan penolakan kakak dan adik tersebut, Surpanaka lalu mengatakan bahwa selama mereka pergi, Rahwana telah menculik Shinta, sehingga Rama tak perlu lagi bersikap setia, karena Rahwana sangat mencintai Shinta dan akan menikahinya. Mendengar hal ini Rama yang marah menyalahkan Laksmana yang pergi meninggalkan Shinta. Laksmana yang tak ingin kakaknya kecewa memotong hidung dan telinga Surpanaka dan menyuruhnya pergi karena ia tak ingin membunuhnya. Di istana Alengka, Shinta ditempatkan dalam taman Asoka dengan seratus pelayan yang selalu siap melayaninya, disediakan baju-baju cantik dan perhiasan mewah serta makanan yang berlimpah ruah. Rahwana ingin memastikan Shinta tak kekurangan suatu apapun. Shinta yang marah karena merasa diculik menuduh Rahwana sengaja memisahkannya dengan suaminya dan berniat melakukan sesuatu yang buruk kepadanya. Melihat Shinta yang menolak makan dan menuduhnya berlaku jahat, Rahwana sedih dan berusaha untuk menghilangkan kesedihannya dengan berperang. Ia pergi meninggalkan Alengka dan Shinta, putus asa karena wanita yang dicintainya kini malah membencinya meski ia hanya ingin melindungi Shinta dan membuatnya bahagia. Shinta yang tak paham maksud hati Rahwana dan hanya melihat rupa raksasanya semakin membenci Rahwana saat mendengar Rahwana pergi berperang, ia berpikir Rahwana ingin membuktikan dirinya tangguh dan pantas mendapatkan Shinta. Rama dan Laksmana kemudian menyusun rencana untuk “menyelamatkan” Shinta, Laksmana yang mendengar kabar bahwa Rahwana sedang pergi berperang mengusulkan untuk menyusup ke taman Asoka dan membawa Shinta kembali sebagai penebus kesalahannya yang meninggalkan Shinta sendiri di hutan. Namun Rama yang masih marah pada Laksmana tak berniat mempercayakan tugas tersebut kepada adiknya, meski ia tahu adiknya sangat berbakti dan setia. Maka Rama meminta bantuan kepada bangsa Wanara kera agar membantunya. Diutuslah panglima Hanoman untuk pergi ke Alengka dan membawa Shinta kembali. Mengapa bukan Rama sendiri yang pergi? karena ia merasa menyusup bukanlah tindakan ksatria, meski itu untuk menyelamatkan istrinya sendiri. Pergilah Hanoman ke taman Asoka, dengan mudah ia mendapati Shinta yang meski tak makan namun kecantikannya tak berkurang sedikitpun. Kepada Shinta disampaikanlah pesan Rama bahwa Shinta harus kembali bersama Hanoman. Dengan kecewa, Shinta menolak permintaan Hanoman dan memintanya menyampaikan pesan bahwa dirinya hanya ingin dijemput oleh suaminya tanpa perantara siapapun jika memang suaminya mencintai dirinya karena menurutnya jika ia saja sanggup hidup dalam pengasingan sebagai bukti cintanya kepada suaminya, maka sudah sepantasnya suaminya membuktikan cintanya dengan menjemput Shinta. Hanoman pun mengiyakan permintaan Shinta dan kembali untuk menyampaikan pesan kepada Rama. Rama yang mendengar pesan Shinta yang disampaikan oleh Hanoman, merasa Shinta amatlah keras kepala, jika menghindari perang dengan kembali bersama Hanoman lebih baik mengapa ia meminta Rama sendiri yang menjemputnya. Rama yang tak suka pertumpahan darah namun tak mau dituduh pengecut dengan mengambil istrinya diam-diam lewat jalur menyusup, menyiapkan strategi perang melawan Rahwana dengan meminta bantuan bangsa Wanara. Maka dikumpulkanlah seluruh prajurit dan persenjataan, hal ini tentu saja memakan waktu yang lama, berminggu-minggu dan tak terasa setahun telah berlalu. Rama tak pernah sekalipun berniat mengirim utusan untuk memberitahu Shinta bahwa ia merindukannya, bahwa dalam rindunya ia juga marah kepada Shinta yang memaksanya berperang. Rama terlalu fokus memikirkan strategi perang yang meminimalisir jatuhnya korban, dan lupa bahwa di luar sana Shinta sangat merindukannya, dan sesungguhnya harapannya tak seegois itu, bahwa tak pernah terlintas di benaknya untuk meminta Rama berperang demi menyelamatkannya. Shinta hanya ingin suaminya datang seorang diri kepadanya. Ego Rama lah yang memicu peperangan ini, hanya karena ia tak sudi menyusup diam-diam. Rahwana yang telah kembali dari peperangan dan sejenak melupakan sakit hatinya karena Shinta, berniat datang ke taman Asoka untuk menemui Shinta sekedar melepas rindu. Namun di istana Rahwana mendapati Surpanaka yang kehilangan sebelah telinga dan hidungnya. Ia lalu mendengarkan cerita Surpanaka bahwa lukanya disebabkan oleh Laksmana. Sebagai kakak yang sangat menyayangi adiknya, Rahwana pun marah mendengar cerita Surpanaka. tentu saja Surpanaka tak menceritakan bahwa dirinya telah menggoda namun ditolak oleh Rama dan Laksmana. Setelah meninggalkan Shinta sendiri di hutan dan sekarang melukai adik kesayangannya, kali ini Rahwana tak lagi bisa menahan amarahnya terhadap Rama. Bahwa kabar Rama sedang menyusun rencana menyerang Alengka pun sudah terdengar olehnya, maka Rahwana menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk berperang dengan Rama. Ia tak akan menyerahkan Shinta hanya untuk hidup menderita di hutan, meski ia tahu Shinta tak mencintainya namun ia berharap jika Shinta sadar betapa cintanya jauh lebih besar dibanding Rama, waktu akan melunakkan hati Shinta dan ia rela menanti sampai Shinta menerimanya… continue, peperangan dan kematian tragis Rahwana serta Shinta karena cinta